Rabu, 22 Juni 2011

novell q

Pricess vallery
            Aku asik melihat pemandangan danau ketika tanpa kusadari fajar akan terbit segera kunaiki kudaku dan memacunya menuju kembali ke rumah sebelum ada yang mengetahui kepergianku, kumasukkan kudaku ke kandang lalu mengendap endap masuk ke kamarku dan langsung berganti baju tidur dan naik ke ranjang. Baru jam 8  aku dibangunkan oleh erika untuk segera bersiap-siap sarapan dengan keluargaku yang lain di ruang makan.
            “putri ditunggu di ruang belajar oleh santiago setelah sarapan, mulai hari ini anda akan belajar bahasa asing kepada santiago” ucap erika sambil berjalan di sampingku untuk mengantarkanku ke ruang makan.
            “semoga saja ia dapat membuatku tertarik pada bahasa asing” ucapku kurang bersemangat.
            “anda boleh mengantinya dengan yang lain kalau kurang memuaskan putri tapi saya kurang yakin anda akan melakukannya”ujarnya dengan mantap.
            “tentu saja aku tidak ingin menyakitinya”
            “dia adalah guru bahasa asing yang tidak akan membosankan seperti pelajaran anda yang lain putri !”
Kedatanganku bersamaan dengan kedatangan kak leon calon putra mahkota kerajaan kami karena ia satu-satunya anak lelaki ayah.
“pagi lery” sapa kak leon kakak yang juga temanku bertengkar, dia dan aku sering seperti anjing dan kucing meski tidak dapat kupungkiri kami saling menyayangi.
“pagi singa”yang langsung disambut cengiran khasnya. Kami tidak langsung sarapan karena ayah dan ibunda belum turun, sesuai tradisi kerajaan kami tidak boleh makan sebelum ayah dan ibunda mendahului. Ayah dan ibunda turun ketika kami sedang asik berdiskusi tentang keberangkatan leon ke london.
“setelah sarapan, ayah ingin kalian tetap di sini sebentar ada yang ingin ayah beritahu kepada kalian”ucap ayah sebelum memulai sarapan. Sudah biasa bagi kami untuk tinggal sebentar di ruang makan untuk mendengar tugas-tugas dari ayah untuk kami.
Setelah sarapan dan para pelayan membereskan peralatan sarapan ayah memberi instruksi kepada kami seperti aku mendapat tugas untuk menemani tamu dari luar negri dan kami diminta bersiap-siap karena ketika ulang tahun kak anasabel akan kedatangan tamu dari berbagai negri.
Setelah selesai mendengar instruksi dari ayah, aku menemui santiago untuk belajar bahasa asing santiago selain guru bahasa asingku juga orang kepercayaan ayah.
“pagi santiago”
“pagi juga princess valery, kudengar anda sedang tertarik mendalami musik klasik?”
“iya santiago, memang kenapa?”
“karena sekarang kita akan belajar bahasa jerman princess, bethofen dari jerman dan karena anda suka dengan musik saya akan mencoba untuk mengajarkanya sesuai dengan yang anda minati princess”
“seperti?”
“seperti sejarah bethofen dan beberapa lagunya dengan bahasa aslinya yaitu jerman.”
“boleh juga, tapi saya tentu membutuhkan kamus?”
“Anda akan membutuhkannya untuk menerjemahkan dan membacanya sejarah bethofen ketika saya memberi anda tugas, princess”
“Kalau begitu bagaimana jika kita mulai pelajaran kita sekarang?, santiago”
“lihat kertas itu princess, itu adalah salah satu lagu bethofen mungkin anda sudah tahu bisa anda baca dan beri tahu saya isi dari lagu itu?”
“but ini bahasa jerman santiago”
“saya sudah membelikan hadiah untuk anda jika anda berhasil princess, saya beri anda waktu satu minggu, bagaimana anda berani?”
“ok santiago saya terima tantanganmu, but ajari aku cara membacanya”
Selama 3 jam aku belajar bahasa jerman dengan santiago dan dia juga selalu berbicara bahasa jerman meskipun tetap diterjemahkan dengan bahasa inggris sehingga taksaja membuatku betah tapi juga berminat pada bahasa jerman. Setelah belajar bahasa aku mesti belajar sains, dan matematik sampai waktu makan siang kadang aku sering makan siang bersama pengajarku karena tugasku belum selesai. Seusai belajar sosiologi dengan guru sosiologiku aku mendapat kabar dari erika sepupuku adik pangeran orpytelah datang dari london namanya ricard dia lebih tua dariku sekarang sudah kuliah di oxford. Aku hanya tunggu waktu untuk berkenalan dengannya dan mendapat tugas dari ayah untuk menemaninya.
Sebenarnya aku agak sedih karena bukan pangeran orpy yang datang karena waktu ia berkunjung ke sini sebelunya ia berjanji akan memberiku kamera begitu tahu aku antusias dengan hobinya soal fotografi dan mengajariku cara memotret. Sementra ricard, aku bahkan belum pernah bertemu dengannya walaupun kami sepupu. Begitu selesai belajar aku kembali ke kamarku untuk bersiap2 untuk makan malam mungkin akan bertemu dengannya ketika makan malam.
“hai lery, ucap kak leon ketika aku bertemu dengannya saat aku hendak pergi ke rumah kaca.
“kamu dari mana kak?”
“biasa, bermain kuda”
“enak sekali bisa bermain kuda sementara aku terkurung di istana untuk belajar seharian”
“iya karena aku sudah lulus SMU dan sebentar lagi masuk universitas.”
“kak kamu sudah kenal dengan ricard?”
“Tentu sudah karena aku yag menjemputnya di bandara”
Kak leon tak jadi kembali ke istna justru menemaniku ke rumah kaca untuk mengambil bunga mawar dan tulip putih bunga kesukaanku untuk kak leon aku sengaja merangkaikan lilac dan aster untuk ditaruh di kamarnya.
Aku turun bersama erika saat makn malam dan kulihat seseorang yang yang agak mirip dengan pangeran orpy duduk disebelah kak anasabel kami makn sesuai dengan tata krama tanpa bersuara selesai makan malam ayah memperkenalkan ricard dengan kami terutama aku karena hanya aku yang belum berkenalan dengannya. Kami bermain piano bersama karena ayah berkata pada ricard kalau aku bisa bermain piano dan ternyata ia juga seorang pemain piano yang berbakat.
Keesokan harinya setelah sarapan aku dan ricard keluar istana untuk menemani ricard melihat kerajaan kami, dia juga bercerita tentang teman-temannya juga keadaan pangeran orpy yang harus menyelesaikan tugas akhir kuliahnya bahkan ia memberikan titipan kamera dari pangeran orpy untukku yang langsung kusambut dengan senyum senang.
“kenapa kamu tertarik pada fotografi?”
“karena aku suka pemandangan dan tidak suka melukis sehingga aku lebih suka mengabadikannya melalui foto”
“apa kamu suka dengan lukisan”
“aku suka tapi tak bisa melukis”
“sejak kapan kamu suka memotret”
“ lebih tepatnya aku tertarik sejak menemani pangeran orpy yang sedang memotret tahu tidak ini adalah kamera pertamaku dan aku adalah orang yang awam”
“kata kak orpy kamu disuruh untuk mengikuti intuisimu dan ia memintaku untuk membawa hasilnya pulang”.
 Karena aku tidak punya objek foto maka terpaksa aku menjadikan ricard model meskipun sering aku memotretnya tanpa ia sadari sehingga hasilnya pun terlihat sangat natural tapi lebih sering lucu. Setelah seharian kami berjalan-jalan kami mendapat tawaran untuk makan siang oleh salah satu pemilik kebun anggur dan kami menerima tawarannya karena memang saat aku bersama tamu kerajaan kami sering dijamu makn siang oleh rakyat dengan makanan khas yang tidak dapat kutemui di istana.
“paman boleh saya memotret anda dan kebun anggur anda?”
“untuk apa princess?”
“princess valeri baru saja mendapat kamera dari kakak saya dan ia ingin menyimpan kenangan ini untuk dikirimkan pada kakak saya”ucap ricard mencoba untuk membantu menjelaskan
“tentu princess, tapi bagaimana kalau prince ricard ikut berfoto bersama saya”
“tentu paman, kalau bagus saya akan mengirimkannya pada paman”
Pemilik kebun anggur berpose dengan ricard akupun tidakhanya sekali membidikkan lensa kameraku pada mereka, setelah selesai kami segera pulang setelah terlebih dulu mengucapkan terima kasih.
“aku terkesan dengan kerajaan ini, princess valery dan tentu pada anda”ucap ricard mencoba mengodaku.
“maaf prince ricard bisakah anda tidak mengunakan bahasa formal ketika kita sedang tidak dalam keadaan formal?”
“ternyata kamu benar2 tidak suka acara formal, menarik sekali sayang aku sepupumu sehingga tidak etis jika aku mencoba merayumu”
“sayang sekali aku kebal dengan rayuan para prince”
“bagaimana kalau kita pergi ke pasar tradisional”ucap ricard memberi ide
“untuk apa? Aku sudah sangat dikenal, aku tidak suka orang-orang dipasar harus menunduk hormat dan bersikap sangat berlebihan”
“pakai saja pakaian ini kamu tidak akan seperti princess tapi lebih seperti turis biasa, bagaimana?”
“yakin tidak ada yang mengenaliku?”
“Coba saja pakai”
Setelah aku berganti baju benar saja penampilan ku lebih mirip turis dari pada princess untuk lebih amannya ricard memakaikan kaca mata hitamnya dan kami pun pergi ke pasar tradisional dan melihat-lihat barang. Ricard membelikanku liontin antik akupun bisa menemukan liontin lain yang sangat cocok untuk anasabel, setelah puas berjalan-jalan dan memotret kami kembali ke istana setelah terlebih dulu berganti baju.
Setelah berjalan-jalan dengan ricard aku kembali meneruskan belajar diruang khusus untukku belajar hingga saat untuk bersiap2 makan malam. Aku hendak kembali ke kamar ketika ibunda memangilku untuk ikut berlatih dansa salah satu pelajara yang sangat tidak kusukai biasanya aku bisa melarikan diri tapi karena untuk persiapan pesta aku tidak bisa mengelak lion dan ricard tertawa ketika melihat raut wajahku yang tidak menyukai pelajaran dansa.
Setelah pelajaran selesai langsung kulangkahkan kakiku menuju kamar untuk tidur karena setelah tengah malam aku akan keluar dari istana dengan kuda kesayanganku dan kembali ketika akan pagi.
Satu minggu sebelum pesta anasabel beberapa tamu sudah datang seperti jyk romero, radian costarins dan teman kak lion yang sangat tidak kusukai karena sok tampan dan sok borjuis seperti kebanyakn pangeran2 lain yang sudah sering kukenal.
Jika tugas dari ayah sudah selesai aku segera pergi keluar istana atau bermain musik di ruang sepi tapi selalu ada radian teman ricard kemanapun aku mencoba menghilang dari keramaian dan selau dengan pertanyaan yang sama “kenapa anda ada sini princes valery?”
“memangnya hanya kamu yang suka tempat yang indah?”
Setelah pertanyaannya dijawab dia akan segera pergi tanpa mengcapkan satu katapun yang membuatku seolah patung di kuburan.
Untung aku selalu membawa kamera dari orpy sehingga aku tidak kehilangan momen2 yang indah dan lucu.
Meskipun aku kurang akrab dengan radian tapi teman2 ricard seperti jyk dan para pangeran yang lain menyukaiku. Meskipun radian kurang akrab denganku ternyata dia juga tidak akrab dengan yang lain hanya jyk dan ricard yang benar2 dekat dengannya. Aku sering mendapat bantuan dari radian mengenai pelajaran bahasa asingku yang memang ia kuasai betul sehingga Santiago sering meminta radian mengajariku diluar kelas. Meskipun tidak dekat Tapi dia tetap mau membantuku.
“vallery bagaimana kalau kamu menemaniku berjalan2 disekitar istana? Tanya jyk yang langsung kusambut dengan senang hati, jyk asik diajak ngobrol dan yang membuat q agak tersenyum adalah dia menyukaiku dan itu terlihat jelas dalam gerak-geriknya.
            “val, kamu sudah punya pacar?”
            “belum aku masih belum memikirkannya”
            “kalau kamu sudah ingin memiliki pacar mau g kamu jadi pacar q?”
“lebih baik kita membicarakan hal yang lain”
            “ku dengar kau akan lulus?
            “iya kalau tdak ada hambatan tahun depan, setelah pesta ini aku akan masuk asrama untuk menyelesaikan sekolahq baru tahun depan aku bisa masuk SMU”
            “apa rencanamu sekolah di sini atau di norwegia seperti princess2 yang lain?”
            “jangan bilang siapa2 aku punya keinginan untuk sekolah di London”
            “Knapa?”
            “karena aku menyimpan rencana itu untukku sendiri, disana aku bisa bebas tanpa ada yang tahu kalu aku princess”
            “kamu sungguh diluar dugaan, seorang princess yang sangat berbeda”
            Setelah jalan2 dengan jyk aku segera bersiap2 untuk bergabung dengan saudari2ku untuk mengikuti pelajaran keputrian yang semakin sering ku jalani karena ayah mewanti2 agar kami menjaga sikap dan bertata karma yang pantas sebagai seorang princess kemudian dilanjutkan dengan pemilihan baju yang akan digunakan untuk pesta nanti kami biasanya memilih baju salah seorang perancang busana yang biasa mengangani kami tapi kali ini kami dibebaskan untuk memilih rancangan busana sendiri atau memasrahkan pada disainer.
            “princess vallery bagaimana dengan baju anda?”Tanya asisten ibunda
            “saya memilih untuk mendisain baju saya sendiri kebetulan sudah saya siapkan, tolong Erika ambilkan sketsaku di laci kamarku”
            Taklama kemudian Erika kembali dengan sketsa yang telah kusiapkan dan segera kuserahkan pada asisten ibunda langsung diteruskan dengan mengukur badan. Begitu selesai aku bersama Erika kembali ke kamar untuk beristirahat karena sejak kedatangan para pangeran dan sebagian tamu untuk pesta ulang tahun saudaraku waktuku habis untuk menemani mereka.
            “Erika jika ada yang ingin bertemu denganku bilang aku sedang ingin beristirahat dan tidak ingin digangu, bangunkan aku besok jam 5 pagi.”
            “baik princess”
            Keesokan paginya aku memang dibangunkan pada jam 5 pagi dank arena istana masih sepi dan para pelayan pun masih bersih2 mereka agak kaget melihatku sudah bangun dan berjalan keluar kamar padahal seharusnya kami sebagai putri bangun nanti jam 8 pagi, kepala pelayan mendatangiku dengan tergopoh2 dan menanyakan apa yang kubutuhkan.
            “tenang saja paman aku hanya ingin bagun pagi, dan berjalan2 sebentar dengan kudaku ke danau”
            “baik princess saya akan menyuruh orang untuk membawakan kuda putrid ke depan”
            “tidak perlu paman, aku bisa ke istal sendiri, tolong jika ayahanda mencariku katakana aku ke danau dan akan kembali sebelum sarapan”
            segera ku langkahkan kakiku ke istal dan menuju kandang kuda milikku dan menuntunnya keluar dan menaikinya, tak lupa ku bawa kamera dan Erika pun ikut menemani dengan kuda
            sampai di danau segera ku hirup udara yang dingin dan segar dipagi hari serta ku nikmati air embun yang menetes dari pepohonan yang tidak seberapa tinggi. Kulepas sepatu dan merasakan air embun membasahi kakiku, kubuka tutup lensa kamera dan mulai memotret disekitar danau yang tenang dan indah tanpa sengaja ku tergelincir dan hampir jatuh untung seseorang sigap memegang tanganku dan menarikku ke pelukannya.
            “kau tidak apa2 princess vallery?”
            “tidak terma kasih” ucapku sambil melepaskan diri dari pelukan pria yang menolongku dan ketika sudah bisa berdiri aku mendongak dan melihat siapa yang menolongku ternyata radian. Orang yang sngat tidak terduga.
            “kamu kenapa ada disini? Mana pelayanmu?”Tanya radian yang anehnya dengan nada cemas
            “Erika…..mungkin sedang bersama kuda2 kami, aku sedang memotret dan berjalan2 di danau karena ku piker pasti indah matahari terbit dan embun membasahi pucuk2 daun yang hijau, sedangkan kamu?”
            “aku sudah ada disini sejak tadi malam, aku suka kemping disini”
            “what? Kemping? Wow pasti asik mana yang lain?”
            “tidak ikut, mereka lebih suka tidur di kamar merka yang nyaman dari pada kemping begini, kapan kamu akan kembali ke istana?”
            “nanti sebelum sarapan, apa kegiatannmu setelah ini? Memancing bersama jyk dan ricard disini, sebaiknya kamu kembali sekarang sebagai seorang putri harus bersiap2 sebelum pergi sarapan bukan?” ucapnya dengan wajah angkuh
            “terima kasih atas sarannya”ucapku dengan kesal dan berjalan menuju kudaku tak kuhiraukannya karena begitu kesal, ia telah merusak moodku pagi ini
            Saat sarapan aku berusaha untuk bersikap ramah seperti biasa dan tersenyum baru ketika setelah sarapan aku berjalan menuju taman dan duduk disana sambil membaca buku untuk pelajaran asingku lebih tepatnya bukan pelajaran asing karena yang kubaca adalah novel yang diberikan Santiago dalam bahasa jerman. baru nanti Santiago kesini dan berjalan2 dengan ku tapi kami akan bercakap2 dengan bahasa bethovent.
            Saat kami asik bercakap2 dengan bahasa jerman, ayahanda dan tamu dari ingris berjalan kearah taman. Sebagai kesopanan kami berhenti dan berdiri menyambut ayahanda dan tamunya dengan berbincang sedikit sampai waktu yang semestinya ayahanda dan tamu asingnya meninggalkan kami yang kembali melanjutkan pelajaran. Ayah sudah merencanakan untuk mengirimku ke asrama sekolah biasa sesuai dengan keinginanku setelah selesai pesta tapi sebelumnya ayah juga akan mengirim leon ke london menjalani pendidikan kenunegaraan dan kepemimpinan disekolah khusus selama 3 tahun setelah lulus kuliah.














 Pricess vallery
            Aku asik melihat pemandangan danau ketika tanpa kusadari fajar akan terbit segera kunaiki kudaku dan memacunya menuju kembali ke rumah sebelum ada yang mengetahui kepergianku, kumasukkan kudaku ke kandang lalu mengendap endap masuk ke kamarku dan langsung berganti baju tidur dan naik ke ranjang. Baru jam 8  aku dibangunkan oleh erika untuk segera bersiap-siap sarapan dengan keluargaku yang lain di ruang makan.
            “putri ditunggu di ruang belajar oleh santiago setelah sarapan, mulai hari ini anda akan belajar bahasa asing kepada santiago” ucap erika sambil berjalan di sampingku untuk mengantarkanku ke ruang makan.
            “semoga saja ia dapat membuatku tertarik pada bahasa asing” ucapku kurang bersemangat.
            “anda boleh mengantinya dengan yang lain kalau kurang memuaskan putri tapi saya kurang yakin anda akan melakukannya”ujarnya dengan mantap.
            “tentu saja aku tidak ingin menyakitinya”
            “dia adalah guru bahasa asing yang tidak akan membosankan seperti pelajaran anda yang lain putri !”
Kedatanganku bersamaan dengan kedatangan kak leon calon putra mahkota kerajaan kami karena ia satu-satunya anak lelaki ayah.
“pagi lery” sapa kak leon kakak yang juga temanku bertengkar, dia dan aku sering seperti anjing dan kucing meski tidak dapat kupungkiri kami saling menyayangi.
“pagi singa”yang langsung disambut cengiran khasnya. Kami tidak langsung sarapan karena ayah dan ibunda belum turun, sesuai tradisi kerajaan kami tidak boleh makan sebelum ayah dan ibunda mendahului. Ayah dan ibunda turun ketika kami sedang asik berdiskusi tentang keberangkatan leon ke london.
“setelah sarapan, ayah ingin kalian tetap di sini sebentar ada yang ingin ayah beritahu kepada kalian”ucap ayah sebelum memulai sarapan. Sudah biasa bagi kami untuk tinggal sebentar di ruang makan untuk mendengar tugas-tugas dari ayah untuk kami.
Setelah sarapan dan para pelayan membereskan peralatan sarapan ayah memberi instruksi kepada kami seperti aku mendapat tugas untuk menemani tamu dari luar negri dan kami diminta bersiap-siap karena ketika ulang tahun kak anasabel akan kedatangan tamu dari berbagai negri.
Setelah selesai mendengar instruksi dari ayah, aku menemui santiago untuk belajar bahasa asing santiago selain guru bahasa asingku juga orang kepercayaan ayah.
“pagi santiago”
“pagi juga princess valery, kudengar anda sedang tertarik mendalami musik klasik?”
“iya santiago, memang kenapa?”
“karena sekarang kita akan belajar bahasa jerman princess, bethofen dari jerman dan karena anda suka dengan musik saya akan mencoba untuk mengajarkanya sesuai dengan yang anda minati princess”
“seperti?”
“seperti sejarah bethofen dan beberapa lagunya dengan bahasa aslinya yaitu jerman.”
“boleh juga, tapi saya tentu membutuhkan kamus?”
“Anda akan membutuhkannya untuk menerjemahkan dan membacanya sejarah bethofen ketika saya memberi anda tugas, princess”
“Kalau begitu bagaimana jika kita mulai pelajaran kita sekarang?, santiago”
“lihat kertas itu princess, itu adalah salah satu lagu bethofen mungkin anda sudah tahu bisa anda baca dan beri tahu saya isi dari lagu itu?”
“but ini bahasa jerman santiago”
“saya sudah membelikan hadiah untuk anda jika anda berhasil princess, saya beri anda waktu satu minggu, bagaimana anda berani?”
“ok santiago saya terima tantanganmu, but ajari aku cara membacanya”
Selama 3 jam aku belajar bahasa jerman dengan santiago dan dia juga selalu berbicara bahasa jerman meskipun tetap diterjemahkan dengan bahasa inggris sehingga taksaja membuatku betah tapi juga berminat pada bahasa jerman. Setelah belajar bahasa aku mesti belajar sains, dan matematik sampai waktu makan siang kadang aku sering makan siang bersama pengajarku karena tugasku belum selesai. Seusai belajar sosiologi dengan guru sosiologiku aku mendapat kabar dari erika sepupuku adik pangeran orpytelah datang dari london namanya ricard dia lebih tua dariku sekarang sudah kuliah di oxford. Aku hanya tunggu waktu untuk berkenalan dengannya dan mendapat tugas dari ayah untuk menemaninya.
Sebenarnya aku agak sedih karena bukan pangeran orpy yang datang karena waktu ia berkunjung ke sini sebelunya ia berjanji akan memberiku kamera begitu tahu aku antusias dengan hobinya soal fotografi dan mengajariku cara memotret. Sementra ricard, aku bahkan belum pernah bertemu dengannya walaupun kami sepupu. Begitu selesai belajar aku kembali ke kamarku untuk bersiap2 untuk makan malam mungkin akan bertemu dengannya ketika makan malam.
“hai lery, ucap kak leon ketika aku bertemu dengannya saat aku hendak pergi ke rumah kaca.
“kamu dari mana kak?”
“biasa, bermain kuda”
“enak sekali bisa bermain kuda sementara aku terkurung di istana untuk belajar seharian”
“iya karena aku sudah lulus SMU dan sebentar lagi masuk universitas.”
“kak kamu sudah kenal dengan ricard?”
“Tentu sudah karena aku yag menjemputnya di bandara”
Kak leon tak jadi kembali ke istna justru menemaniku ke rumah kaca untuk mengambil bunga mawar dan tulip putih bunga kesukaanku untuk kak leon aku sengaja merangkaikan lilac dan aster untuk ditaruh di kamarnya.
Aku turun bersama erika saat makn malam dan kulihat seseorang yang yang agak mirip dengan pangeran orpy duduk disebelah kak anasabel kami makn sesuai dengan tata krama tanpa bersuara selesai makan malam ayah memperkenalkan ricard dengan kami terutama aku karena hanya aku yang belum berkenalan dengannya. Kami bermain piano bersama karena ayah berkata pada ricard kalau aku bisa bermain piano dan ternyata ia juga seorang pemain piano yang berbakat.
Keesokan harinya setelah sarapan aku dan ricard keluar istana untuk menemani ricard melihat kerajaan kami, dia juga bercerita tentang teman-temannya juga keadaan pangeran orpy yang harus menyelesaikan tugas akhir kuliahnya bahkan ia memberikan titipan kamera dari pangeran orpy untukku yang langsung kusambut dengan senyum senang.
“kenapa kamu tertarik pada fotografi?”
“karena aku suka pemandangan dan tidak suka melukis sehingga aku lebih suka mengabadikannya melalui foto”
“apa kamu suka dengan lukisan”
“aku suka tapi tak bisa melukis”
“sejak kapan kamu suka memotret”
“ lebih tepatnya aku tertarik sejak menemani pangeran orpy yang sedang memotret tahu tidak ini adalah kamera pertamaku dan aku adalah orang yang awam”
“kata kak orpy kamu disuruh untuk mengikuti intuisimu dan ia memintaku untuk membawa hasilnya pulang”.
 Karena aku tidak punya objek foto maka terpaksa aku menjadikan ricard model meskipun sering aku memotretnya tanpa ia sadari sehingga hasilnya pun terlihat sangat natural tapi lebih sering lucu. Setelah seharian kami berjalan-jalan kami mendapat tawaran untuk makan siang oleh salah satu pemilik kebun anggur dan kami menerima tawarannya karena memang saat aku bersama tamu kerajaan kami sering dijamu makn siang oleh rakyat dengan makanan khas yang tidak dapat kutemui di istana.
“paman boleh saya memotret anda dan kebun anggur anda?”
“untuk apa princess?”
“princess valeri baru saja mendapat kamera dari kakak saya dan ia ingin menyimpan kenangan ini untuk dikirimkan pada kakak saya”ucap ricard mencoba untuk membantu menjelaskan
“tentu princess, tapi bagaimana kalau prince ricard ikut berfoto bersama saya”
“tentu paman, kalau bagus saya akan mengirimkannya pada paman”
Pemilik kebun anggur berpose dengan ricard akupun tidakhanya sekali membidikkan lensa kameraku pada mereka, setelah selesai kami segera pulang setelah terlebih dulu mengucapkan terima kasih.
“aku terkesan dengan kerajaan ini, princess valery dan tentu pada anda”ucap ricard mencoba mengodaku.
“maaf prince ricard bisakah anda tidak mengunakan bahasa formal ketika kita sedang tidak dalam keadaan formal?”
“ternyata kamu benar2 tidak suka acara formal, menarik sekali sayang aku sepupumu sehingga tidak etis jika aku mencoba merayumu”
“sayang sekali aku kebal dengan rayuan para prince”
“bagaimana kalau kita pergi ke pasar tradisional”ucap ricard memberi ide
“untuk apa? Aku sudah sangat dikenal, aku tidak suka orang-orang dipasar harus menunduk hormat dan bersikap sangat berlebihan”
“pakai saja pakaian ini kamu tidak akan seperti princess tapi lebih seperti turis biasa, bagaimana?”
“yakin tidak ada yang mengenaliku?”
“Coba saja pakai”
Setelah aku berganti baju benar saja penampilan ku lebih mirip turis dari pada princess untuk lebih amannya ricard memakaikan kaca mata hitamnya dan kami pun pergi ke pasar tradisional dan melihat-lihat barang. Ricard membelikanku liontin antik akupun bisa menemukan liontin lain yang sangat cocok untuk anasabel, setelah puas berjalan-jalan dan memotret kami kembali ke istana setelah terlebih dulu berganti baju.
Setelah berjalan-jalan dengan ricard aku kembali meneruskan belajar diruang khusus untukku belajar hingga saat untuk bersiap2 makan malam. Aku hendak kembali ke kamar ketika ibunda memangilku untuk ikut berlatih dansa salah satu pelajara yang sangat tidak kusukai biasanya aku bisa melarikan diri tapi karena untuk persiapan pesta aku tidak bisa mengelak lion dan ricard tertawa ketika melihat raut wajahku yang tidak menyukai pelajaran dansa.
Setelah pelajaran selesai langsung kulangkahkan kakiku menuju kamar untuk tidur karena setelah tengah malam aku akan keluar dari istana dengan kuda kesayanganku dan kembali ketika akan pagi.
Satu minggu sebelum pesta anasabel beberapa tamu sudah datang seperti jyk romero, radian costarins dan teman kak lion yang sangat tidak kusukai karena sok tampan dan sok borjuis seperti kebanyakn pangeran2 lain yang sudah sering kukenal.
Jika tugas dari ayah sudah selesai aku segera pergi keluar istana atau bermain musik di ruang sepi tapi selalu ada radian teman ricard kemanapun aku mencoba menghilang dari keramaian dan selau dengan pertanyaan yang sama “kenapa anda ada sini princes valery?”
“memangnya hanya kamu yang suka tempat yang indah?”
Setelah pertanyaannya dijawab dia akan segera pergi tanpa mengcapkan satu katapun yang membuatku seolah patung di kuburan.
Untung aku selalu membawa kamera dari orpy sehingga aku tidak kehilangan momen2 yang indah dan lucu.
Meskipun aku kurang akrab dengan radian tapi teman2 ricard seperti jyk dan para pangeran yang lain menyukaiku. Meskipun radian kurang akrab denganku ternyata dia juga tidak akrab dengan yang lain hanya jyk dan ricard yang benar2 dekat dengannya. Aku sering mendapat bantuan dari radian mengenai pelajaran bahasa asingku yang memang ia kuasai betul sehingga Santiago sering meminta radian mengajariku diluar kelas. Meskipun tidak dekat Tapi dia tetap mau membantuku.
“vallery bagaimana kalau kamu menemaniku berjalan2 disekitar istana? Tanya jyk yang langsung kusambut dengan senang hati, jyk asik diajak ngobrol dan yang membuat q agak tersenyum adalah dia menyukaiku dan itu terlihat jelas dalam gerak-geriknya.
            “val, kamu sudah punya pacar?”
            “belum aku masih belum memikirkannya”
            “kalau kamu sudah ingin memiliki pacar mau g kamu jadi pacar q?”
“lebih baik kita membicarakan hal yang lain”
            “ku dengar kau akan lulus?
            “iya kalau tdak ada hambatan tahun depan, setelah pesta ini aku akan masuk asrama untuk menyelesaikan sekolahq baru tahun depan aku bisa masuk SMU”
            “apa rencanamu sekolah di sini atau di norwegia seperti princess2 yang lain?”
            “jangan bilang siapa2 aku punya keinginan untuk sekolah di London”
            “Knapa?”
            “karena aku menyimpan rencana itu untukku sendiri, disana aku bisa bebas tanpa ada yang tahu kalu aku princess”
            “kamu sungguh diluar dugaan, seorang princess yang sangat berbeda”
            Setelah jalan2 dengan jyk aku segera bersiap2 untuk bergabung dengan saudari2ku untuk mengikuti pelajaran keputrian yang semakin sering ku jalani karena ayah mewanti2 agar kami menjaga sikap dan bertata karma yang pantas sebagai seorang princess kemudian dilanjutkan dengan pemilihan baju yang akan digunakan untuk pesta nanti kami biasanya memilih baju salah seorang perancang busana yang biasa mengangani kami tapi kali ini kami dibebaskan untuk memilih rancangan busana sendiri atau memasrahkan pada disainer.
            “princess vallery bagaimana dengan baju anda?”Tanya asisten ibunda
            “saya memilih untuk mendisain baju saya sendiri kebetulan sudah saya siapkan, tolong Erika ambilkan sketsaku di laci kamarku”
            Taklama kemudian Erika kembali dengan sketsa yang telah kusiapkan dan segera kuserahkan pada asisten ibunda langsung diteruskan dengan mengukur badan. Begitu selesai aku bersama Erika kembali ke kamar untuk beristirahat karena sejak kedatangan para pangeran dan sebagian tamu untuk pesta ulang tahun saudaraku waktuku habis untuk menemani mereka.
            “Erika jika ada yang ingin bertemu denganku bilang aku sedang ingin beristirahat dan tidak ingin digangu, bangunkan aku besok jam 5 pagi.”
            “baik princess”
            Keesokan paginya aku memang dibangunkan pada jam 5 pagi dank arena istana masih sepi dan para pelayan pun masih bersih2 mereka agak kaget melihatku sudah bangun dan berjalan keluar kamar padahal seharusnya kami sebagai putri bangun nanti jam 8 pagi, kepala pelayan mendatangiku dengan tergopoh2 dan menanyakan apa yang kubutuhkan.
            “tenang saja paman aku hanya ingin bagun pagi, dan berjalan2 sebentar dengan kudaku ke danau”
            “baik princess saya akan menyuruh orang untuk membawakan kuda putrid ke depan”
            “tidak perlu paman, aku bisa ke istal sendiri, tolong jika ayahanda mencariku katakana aku ke danau dan akan kembali sebelum sarapan”
            segera ku langkahkan kakiku ke istal dan menuju kandang kuda milikku dan menuntunnya keluar dan menaikinya, tak lupa ku bawa kamera dan Erika pun ikut menemani dengan kuda
            sampai di danau segera ku hirup udara yang dingin dan segar dipagi hari serta ku nikmati air embun yang menetes dari pepohonan yang tidak seberapa tinggi. Kulepas sepatu dan merasakan air embun membasahi kakiku, kubuka tutup lensa kamera dan mulai memotret disekitar danau yang tenang dan indah tanpa sengaja ku tergelincir dan hampir jatuh untung seseorang sigap memegang tanganku dan menarikku ke pelukannya.
            “kau tidak apa2 princess vallery?”
            “tidak terma kasih” ucapku sambil melepaskan diri dari pelukan pria yang menolongku dan ketika sudah bisa berdiri aku mendongak dan melihat siapa yang menolongku ternyata radian. Orang yang sngat tidak terduga.
            “kamu kenapa ada disini? Mana pelayanmu?”Tanya radian yang anehnya dengan nada cemas
            “Erika…..mungkin sedang bersama kuda2 kami, aku sedang memotret dan berjalan2 di danau karena ku piker pasti indah matahari terbit dan embun membasahi pucuk2 daun yang hijau, sedangkan kamu?”
            “aku sudah ada disini sejak tadi malam, aku suka kemping disini”
            “what? Kemping? Wow pasti asik mana yang lain?”
            “tidak ikut, mereka lebih suka tidur di kamar merka yang nyaman dari pada kemping begini, kapan kamu akan kembali ke istana?”
            “nanti sebelum sarapan, apa kegiatannmu setelah ini? Memancing bersama jyk dan ricard disini, sebaiknya kamu kembali sekarang sebagai seorang putri harus bersiap2 sebelum pergi sarapan bukan?” ucapnya dengan wajah angkuh
            “terima kasih atas sarannya”ucapku dengan kesal dan berjalan menuju kudaku tak kuhiraukannya karena begitu kesal, ia telah merusak moodku pagi ini
            Saat sarapan aku berusaha untuk bersikap ramah seperti biasa dan tersenyum baru ketika setelah sarapan aku berjalan menuju taman dan duduk disana sambil membaca buku untuk pelajaran asingku lebih tepatnya bukan pelajaran asing karena yang kubaca adalah novel yang diberikan Santiago dalam bahasa jerman. baru nanti Santiago kesini dan berjalan2 dengan ku tapi kami akan bercakap2 dengan bahasa bethovent.
            Saat kami asik bercakap2 dengan bahasa jerman, ayahanda dan tamu dari ingris berjalan kearah taman. Sebagai kesopanan kami berhenti dan berdiri menyambut ayahanda dan tamunya dengan berbincang sedikit sampai waktu yang semestinya ayahanda dan tamu asingnya meninggalkan kami yang kembali melanjutkan pelajaran. Ayah sudah merencanakan untuk mengirimku ke asrama sekolah biasa sesuai dengan keinginanku setelah selesai pesta tapi sebelumnya ayah juga akan mengirim leon ke london menjalani pendidikan kenunegaraan dan kepemimpinan disekolah khusus selama 3 tahun setelah lulus kuliah.















makalah