Persaudaraan Antar Manusia
Diajukan untuk memenuhi tugas:
“tafsir ijmali”
Oleh:
Rodhiyatin naswiroh
Dosen pengampu:
Nur kholis, Lc MHI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-FITHRAH
JL Kedinding Lor 99 Surabaya
TAHUN 2011-2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Manusia diciptakan sebagai makhluk social yang tidak dapat hidup
tanpa orang lain maupun makhluk lain. Hubungan antara manusia dan makhluk lain
terjalin berdasarkan pada insting untuk hidup bersama dan kebutuhan untuk
bersosialisasi. Mskipun begitu jika hubungan hanya berdasarkan insting dan
kebutuhan bersosialisasi maka akibat dari hal tersebut juga negative karena
manusia akan memperkokoh egonya tanpa memperhatikan orang lain maupun makhluk
lain, bukan kehidupan yang harmonis yang tercipta tapi lebih pada kehidupan
yang tidak beradab dan sarat kerusakan.
Islam mengatur kehidupan manusia dengan sebegitu sempurnanya
sehingga agar tercipta kehidupan yang baik dan selaras seimbang. Aturan akan
hubungan sesame manusia tidak hanya tercermin pada sunah nabi maupun thabiin
tapi lebih pentingnya terpapar dengan jelas dalam al qur’an kitap terpenting
bagi umat islam salah satunya adalah dalam surat al imran ayat 103.
B.
Rumusan
masalah
1.
Apa
kandungan surat al imran ayat 103?
2.
Bagaimana
cara untuk mempererat persaudaraan menurut al qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ayat
al qur’an
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ
قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ
مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ
لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (103) [آل عمران
: 103
103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.
اعْتَصِمُوا:adalah fiil amar adri madhi
I’tasahama yang berarti berpergang teguh pada sesuatu.
جَمِيعًا: semua
وَلَا تَفَرَّقُوا: janganlah bercerai berai
فَأَلَّفَ بَيْنَ
قُلُوبِكُمْ: mempersatukan
hati kamu
فَأَصْبَحْتُمْ:berasal dari kata ashama
yang berma’na menghalangi yakni perintah untuh berpegang pada tali agama
menghalangi orang terjatuh.
إِخْوَانًا:bermakna jamak yakni berasal dari
kata ikh saudara.
Ayat ini berkaitan dengan ayat sebelumnya yakni ayat yang membahas
tentang perintah untuk bertakwa dan ayat ini merupakan perintah untuk selalu
berpegangan pada agama, mengalang persatuan dan kesatuan, larangan untuk
bercerai-berai. Cara untuk menghidari kemusnahan dan kemunduran adalah dengan
memperkokoh persatuan diantara kita.
Melalui ayat ini kaum muslimin mendapatkan perintah untuk bernaung
dan berpegang teguh pada agama allah, maksudnya kaum muslimin harus menjadikan
agama islam sebagai pegangan hidup agar selamat di dunia dan akhirat.
Ayat ini merupakan perintah untuk selalu bersama-sama berupaya
sekuat tenaga untuk berpegang teguh pada tali agama, jika salah satu goyah dan
tergelincir maka yang lain harus mengingatkan dan membantu untuk bangkit
sehingga bisa bersama-sama berpegang teguh pada tali agama dan dalam urusan ini
kita harus bersatu sehingga tidak mudah goyah maupun terpecah belah. Sesama umat islam bersaudara seperti yang
diungkapkan dalam hadits:
4578
- حَدَّثَنِى زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ اللَّهَ
يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ
وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ
تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ.
Hadits ini
diceritakan dari zuhair bin kharb diceritakan dari jarir dari suhail dari
ayahnya dari abi hurairah berkata: rasulullah berkata” sesunguhnya allah ridho
pada kalian semua
Asbabul wurud dari turunnya ayat ini adalah Ibnu Katsir
menyebutkan bahwa ayat ini mengisahkan tentang keadaan suku Aus dan Khajraj.
Pada masa Jahiliyah kedua suku tersebut saling bermusuhan dan berperang selama
120 tahun. Setelah mereka memeluk Islam Allah menyatukan hati mereka sehingga
mereka menjadi bersaudara dan saling menyayangi. Ketika orang-orang Aus dan
Khajraj sedang berkumpul dalam satu majlis, kemudian ada seorang Yahudi yang
melalui mereka, lalu ia mengungkit-ungkit permusuhan dan peperangan mereka pada
bani BU’ATS. Maka permusuhan diantara kedua suku tersebut mulai memanas
kembali, kemarahan mulai timbul, sebagian mencerca sebagian lain dan keduanya
saling mengangkat senjata, lalu ketegangan tersebut disampaikan kepada nabi
shallallahu alaihi wa salam. Kemudian beliau mendatangi mereka untuk
menenangkan dan melunakkan hati mereka, seraya bersabda:
“Apakah dengan panggilan-panggilan jahiliyah, sedang aku masih
berada di tengah-tengah kalian?.” Lalu beliau membacakan ayat ini. Setelah itu
mereka menyesal atas apa yang telah terjadi dan berdamai kembali seraya
berpeluk-pelukan dan meletakan senjata masing-masing.
Meskipun asal usul ayat ini untuk mengambarkan keadaan umat
islam madinah ketika belum memeluk islam dan sesudahnya tapi ayat ini
mengambarkan persatuan dan kesatuan yang dimiliki oleh umat islam sesame
pemeluk agama islamnya.
Ayat ini membahas tentang persaudaraan sesama umat islam tapi
bukan berarti ayat ini menafikan persaudaraan sesame manusia meskipun tidak
seagama karena islam adalah agama yang damai dan menjunjung tinggi persaudaraan.
Hal itu tercermin dalam ayat lain yang memerintahkan untuk berbuat baik sesame
manusia meskipun bukan seagama bahkan terdapat aturan yang jelas sekali
mengenai hubungan umat islam dan orang yang tidak memeluk islam yang tertuang
dalam surat an nisa ayat 90
إِلَّا الَّذِينَ يَصِلُونَ إِلَى
قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ أَوْ جَاءُوكُمْ حَصِرَتْ صُدُورُهُمْ أَنْ
يُقَاتِلُوكُمْ أَوْ يُقَاتِلُوا قَوْمَهُمْ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَسَلَّطَهُمْ عَلَيْكُمْ
فَلَقَاتَلُوكُمْ فَإِنِ اعْتَزَلُوكُمْ فَلَمْ يُقَاتِلُوكُمْ وَأَلْقَوْا إِلَيْكُمُ
السَّلَمَ فَمَا جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ عَلَيْهِمْ سَبِيلًا (90) [النساء : 90]
90. kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu
kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai)[331]
atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan
untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya[332]. Kalau Allah
menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu
pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak
memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu[333] maka
Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka.
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa bagi orang kafir yang berdamai
dengan orang islam maka tidak diperbolehkan dibunuh dan harus diperlakukan
baik, bahkan rasulullah memerintahkan untuk berbuat baik kepada tetangga
meskipun tetangga tersebut orang musrik bahkan nabi Muhammad saw pernah melayat
anak tetangganya yang beragama yahudi.
Dalam ayat lain allah berfirman :
لَا يَنْهَاكُمُ
اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ
دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
(8) [الممتحنة : 8]
8. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil.
Orang kafir yang tidak boleh diperangi adalah kafir dhimi dan kafir
musta’man, umat islam harus menghormati dan memegang teguh perjanjian damai
yang telah dibuatnya dengan pihak-pihak non muslim selama pihak tersebut tetap
menghormati dan memgang teguh perjanjian tersebut.
Ibnu umar pernah menyembelih seekor kambing lalu berkata kepada
pembantunya “sudahkah kamu memberikan hadiah kepada tetangga kita orang yahudi
itu?” saya mendengar dari rasulullah saw bersabda: “
مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ
سَيُوَرِّثُهُ.
Jibril tidak henti-hentinya
menasehati aku (agar berbuat baik) kepada tetangga sehingga aku menyangka bahwa
jibril akan memberikan hak waris kepada tetangga (riwayat bukhari dari ibnu umar)
Dari hadits dan ayat diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa kita harus berbuat baik pada sesama manusia tidak hanya pada
sesame muslim tapi juga orang yang tidak seagama akan tetapi dalam surat al
imran ayat 103 ditekankan untuk menjaga persaudaraan dan persatuan sesama umat
islam
B.
Mempererat Persaudaraan Sesama Manusia
Definisi persaudaraan dalam islam adalah hubungan darah dan agama
menurut islam hubungan yang paling kuat adalah hubungan persaudaraan dalam
agama. Sedangkan definisi menurut Negara adalah hubungan yang disebabkan
adannya kekeluargaan.
Jalinan persaudaraan sesame manusia adalah hal yang penting karena
menjadi ujung tombak dalam kehidupan yang damai dan penuh toleransi. Umat islam
mendapat perintah untuk berbuat baik pada sesame manusia sehingga dapat
menciptakan kondisi social yang damai, tapi itu belumlah berjalan dengan
semestinya seperti yang diinginkan oleh rasulullah karena masih banyak
kerusuhan, kesengsaraan dan kejahatan yang terjadi sekeliling kita.
Dalam al qur’an telah disebutkan bahwa allah memerintahkan untuk
bertakwa dan menjalin silaturahmi yang terdapat dalam surat an nisa
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا
رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (1) [النساء : 1]
1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263]
Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang
dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264],
dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu.
Dalam
ayat ini dijelaskan untuk memelihara hubungan baik sesama manusia sehingga
tidak saling benci sehingga dapat tercapai hidup yang baik dan damai. Lanjutan
ayat al imran ayat 104 sampai 105 terdapat penjelasan bahwa agar persatuan dan
kesatuan umat islam dapat terjaga maka harus ada segolongan umat islam yang
bertugas untuk selalu mengigatkan orang muslim agar berbuat kebajikan, dan
menjauhi keburukan dengan demikian umat islam dapat terhindar dari perpecahan
dan dengan dorongan agama akan tercapai bermacam-macam kebaikan sehingga
terwujut persatuan yang kukuh dan kuat. Persatuan yang kukuh menyebabkan adanya
kemampuan yang besar untuk kemenangan dalam setiap perjuangan. Allah melarang
umat islam untuk bercerai-berai karena akan membawa pada keruntuhan dan
kehancuran oleh karena itu allah memperingatkan umat islam agat tidak tejatuh
dalam jurang perpecahan.
BAB III
KESIMPULAN
Kandungan
al imran 103 adalah perintah untuk mengalang persatuan dan
kesatuan, larangan untuk bercerai-berai. Cara untuk menghidari kemusnahan dan
kemunduran adalah dengan memperkokoh persatuan diantara kita.
Melalui ayat ini kaum muslimin mendapatkan perintah untuk bernaung
dan berpegang teguh pada agama allah, maksudnya kaum muslimin harus menjadikan
agama islam sebagai pegangan hidup agar selamat di dunia dan akhirat.
Cara agar persatuan dan kesatuan umat islam dapat terjaga adalah
dengan cara menjalin silaturahmi dan berbuat baik pada sesama serta menghormati
orang lain saling membatu dan perbuatan baik lain yang dapat semakin
memperkokoh ikatan persatuan dan persaudaraan sesame muslim dan manusia lain
yang tidak seagama.
DAFTAR PUSTAKA
Jamaah Muslim Hidzbullah.Bloger.Com